regret is painful

pertama-tama aku akan menuliskan rasa sakitku atas penyesalan yang benar-benar sakit bila aku melihat wajahnya. tak tau begitu bodohnya diriku hingga aku cuek terhadapnya. memang bila Allah belum menentukan memang semuanya menjadi susah. aku pun begitu malu untuk meluapkan perasaanku kepadanya. aku pendiam aku misterius itulah yang membuatku tidak terbuka terhadap apaun. apalagi mengenai masalah cinta. yah memang susah bagiku. aku sudah sering dekat dengan orang yang aku sayangi dan akhirnya aku jauh kembali. itu juga gara-gara aku betapa bodohnya aku sehingga dia sudah dimiliki oleh orang lain. ketika menulis ini aku benar-benar sakit melihat kenyataan. rasanya ingin pergi dari sekolah dan tidak melihat wajahnya. aku tak tau harus curhat kepada siapa karena menurutku aku belum bisa percaya dengan siapapun. ingin rasanya aku berkata jujur padanya namun dia sudah ada yang memiliki. bingung namun ini benaar-benar mengganjal. sungguh mengganjal. apalagi ketika aku sedang berharap kepadanya dan seketika itu dia sudah ada yang memiliki dan begitu mesranya dihadapanku. rasanya aku akan meleleh dan jatuh pingsan benar-benar sakit. baru kali ini aku merasa seperti itu. aku benar-benar menangis. apalagi aku tahu dia sudah begitu perhatiannya kepadaku berkali-kali aku katakan aku memang bodoh dalam hal ini. yang hanya bisa menghiburku adalah dengan belajar dan coba melupakan dirinya perlahan-lahan aku tutup aku kubur aku simpan hingaa sedalam-dalamnya namun ketika dia menorehkan berbagai prestasi aku justru semakin sakit. bukan karena aku iri atau dengki terhadap kepintaranyya namun karena aku sangat menyukai lelaki yang pintar sehingga perasaan yang sudah susah payah kutimbun harus keluar lagi dan itu benar-benar membuat aku tersiksa. penyesalan benar benar penyesalan. dengan cara aku berusaha menandingi kepintaranya itulah aku bisa mengobati rasa sakitku ini

sekian......

0 komentar:

Posting Komentar